PENYAKIT
RENDAH DIRI
Firman Allah SWT : "Hai Manusia, sesungguhnya kami
menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan
kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling mengenal.
Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang
yang paling beraqwa. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha
Mengenal" (QS al-Hujurat [49]:13).
Faktor Orang Tua
Tak sedikit orang merasa rendah diri
lantaran orang tuannya miskin, pegawai rendahan atau bahkan buta huruf.
Penampilannya tampak lugu atau kampungan, atau bahkan cacat dan penyakitan. Tak
jarang pula perasaan ini datang mendera karena orangtua yang telah bercerai,
berakhlak buruk, atau masih berstatus non-Muslim.
Pendek kata, banyak orang yang
mempersempit hidupnya karena keaadaan orang tua. Padahal segala perasaan rendah
diri yang hanya terus-menerus dirasakan, tanpa disertai tindakan positif jelas
tidak akan mengubah apapun selain hanya akan menambah sengsaranya hidup ini.
Ketahuilah, seburuk apapun keadaan
orangtua dalam pandangan kita, darah dagingnya melekat pada tubuh diri kita
sendiri. Mestinya kita menjadi orang yang pertama yang paling berkewajiban berupaya
dan memohon perkenan Allah agar segala kekurangannya diganti dengan kebahagiaan
dan keselamatan di dunia dan di akhirat.
Betapa tidak! Sesungguhnya segala
kekurangan yang ada pada keduanya sama sekali tidak akan menjatuhkan kita
sekiranya kita sendiri benar-brnar penuh dengan kemuliaan dan berusaha
memuliakan mereka, sesuai dengan tuntunan syariat. Bukankah kendati ayah Nabi Ibrahim
as adalah seorang pembuat berhala, namun toh ternyata tidak sedikit pun
mengurangi kemuliaannya?
Ada sebuah kisah menarik: ketika
seorang pengusaha besar memperkenalkan kedua orangtunya dari kampung yang
notabene penampilannya amat lugu dan sederhana, ternyata respon dari
rekan-rekan relasinya benar-benar hormat dan kagum.
Semua ini justru karena mereka
menyaksikan penghormatan dan kebanggaan sang anak yang tulus terhadap
orang-tuanya. Oleh sebab itu, berbahagialah orang-orang yang memiliki orangtua
yang sederhana. Karena dengan kesederhanaan, insya Allah keduanya di akhirat
nanti akan ringan hisabnya. Kesederhanaan dalam penampilan, kesederhanaan dalam
ilmu dan kesederhanaan dalam memanfaatkan rezeki yang dititipkan kepada
keduanya, insya Allah akan membuat ringan tuntutannya dari Allah serta
terlindung dari ujub dan takabur.
Lihatlah, betapa tidak sedikit orang-orang yang tergelincir hatinya
menjadi ujub dan takabur, justru dikarenakan kemuliaan dan kelebihan yang
melekat pada orangtuanya. Orang yang demikian patut dikasihani karena tak
ubahnya seperti membanggakan payung butut; sesuatu yang jelas-jelas tak lagi
layak pakai, apalagi dijadikan kebanggaan.
Orang yang suka merasa bangga dan
membangga-banggakan orangtuanya memang ibarat membanggakan payung yang rusak.
Ia seringkali terkagum-kagum sendiri dan berusaha membuat orang lain agar ikut
kagum. Padahal pada kenyataannya orang lain seringkali tak kuat menahan
perasaan sebal dan muak terhadapnya.
"Hai, lihat nih ayah saya
seorang pejabat, seorang jendral, seorang tokoh sejarah, seorang ulama hebat,
begitulah kurang lebih ucapan yang senantiasa bergaung-gaung dalam hatinya
bahkan kerapkali terlontar lewat mulutnya. Padahal, tak sedikit di antara
mereka, para orangtua itu, yang telah masuk ke liang kubur dan telah hancur
lebur tubuhnya dimakan cacing.
Orang-orang seperti itu tiada lain
merupakan orang-orang yang terkecoh. Orang tua yang berprestasi, anak yang
sombong, seolah dirinya pun ikut berprestasi. Atau sekurang-kurangnya sang anak
merasa seolah-olah ikut kecipratan kehebatan orangtua. Mereka benar-benar tidak
sadar bahwa sebenarnya dirinya sendiri tetap berada dalam kebodohan. Ditambah
lagi dengan dosa yang diakibatkan karena keterkecohan tersebut.
Oleh karena itu, apapun dan
bagaimanapun keadaan orang tua kita, jangan pedulikan pandangan orang lain.
Karena, keduanyalah yang justru amat membantu kita kembali ke syurga. Baik
dengan do'anya yang mampu menembus tujuh lapis langit, ataupun dengan
didikannya yang mengarahkan kita kita ke jalan yang benar. Do'a orang lain
belum tentu dikabulkan Allah, namun do'a orangtua pastilah akan sangat didengar
dan diijabah oleh-Nya.
Kerelaan
orang lain belum tentu akan membuat kita masuk ke syurga, tetapi keridhaan
orang tua, tidak bisa tidak, akan membuat Allah ridha kepada kita. Kemarahan
orang lain mungkin tidak akan begitu menimbulkan persoalan, namun kemurkaan
orangtua pastilah akan membuat kita terhalang dari husnul khatimah, suatu
kesudahan yang baik yang akan mengantarkan kita menuju syurga.
Bakti
kita kepada keduanya benar-benar diperhatikan oleh Allah Yang Maha Menyaksikan
segalanya. Dan sekiranya hati kita ikhlas dalam melakukannya, maka balasannya
adalah kemuliaan dari Allah yang pasti datang. Sementara jannatun na'im, insya
Allah, telah menunggu kepulangan kita.
Jadi, sama sekali tidak ada alasan
untuk merasa rendah diri hanya karena orang tua memiliki kekurangan. (Sumber :
http://www.masjid.or.id)
Sempatkan Membaca Walaupun satu Halaman,....